Qola Ismail atau Kala Ismail : Aku menggunakan kata ini karena aku berpikir hidupku seperti seorang Nabi bernama Isnail,. Sebuah perjalanan hidup, dimana aku harus memilih kebebasan ku atau ikut dalam ketaatan ku bersama orang tua ku. Lalu ternyata aku adalah Ismail yang akan mengikuti harapan orang tua ku namun tetap berharap seperti masa dimana Ismail terus berharap saat itu ada keajaiban dari tuhan untuk membebaskan dia. Dan untuk ku adalah kebebasan dari PENYIMPANGAN ini.

Angga yang terakhir berkomitmen

Setelah di tinggalkan Aditya, aku telah begitu banyak melewati hidup ku di Jogja sendiri.


Seolah-olah sudah siap untuk hubungan serius dengan seorang pria, aku membuat diri terjebak dengan ke angkuhan lainnya bersama Bram. Awalnya aku berpikir untuk memanfaatkan perasaan suka pria itu, lalu aku terjebak dengan rasa takut bahwa Bram akan kecewa lalu membuat diriku dalam masalah. Akhirnya aku mencoba menjalani lebih lama, disaat itu aku berkata pada diriku untuk mulai menerima pria itu. Dengan segala kekurangan Bram yang tidak tampa, berprilaku seperti wanita dan memposisikan dirinya sebagai orang yang dapat mengaturku. Hal-hal itu membuatku mencoba bertahan, namun ternyata tidak bisa aku melakukan semua hal itu. Hubungan seks kami tidak perna sempurnah, hubungan sosial ku saat bersamanya seperti di kejar ketakutan bahwa orang akan berpikir aku gay. Ternyata pada akhirnya Bram melakukan hal yang sama dengan Aditya, memutuskan untuk pergi dan membuat ku sendiri lagi.


Mungkin sebenarnya Bram atau pun Aditya tidak perna salah, aku yang salah karena membuat diriku seperti ini.

Berbeda dengan Aditya yang hilang entah kemana, Bram tetap terus berkomunikasi dengan ku sampai saat ini. Seminggu sebelum aku meninggalkan kontrakan, Bram terus berusaha untuk memperbaiki hubungan itu. Tapi aku selalu memberitahunya bahwa itu tidak mungkin, lebih dari agar aku tidak menggantungkan diriku lagi padanya. Alasan lain adalah karena aku tidak merasa baik dengan hubungan seks bersamanya. Semua hal ini aku ucapkan pada Bram tanpa ragu, lalu dia menerima semua itu dan mengatakan bahwa akhir hubungan kita haruslah baik. Beberapa kali kami coba untuk bertemu beberapa bulan belakangan ini hanya untuk bercerita atau Bram ingin memastikan bahwa aku memiliki pasangan atau belum.



Sekarang waktunya kita mengenang Angga.



Pria ini datang saat aku dalam proses meninggalkan Bram, keputusan untuk meninggalkan dia membuat ku mengaktifkan kembali semua aplikasiku. Dalam perjalanan itu Angga mencoba masuk dan membuat aku merasa tidak akan sendiri melewati hidupku.


Angga bukanlah orang yang beruntung, dalam pekerjaan dia hanya seorang penjaga warung pecel lele keluarganya. Memiliki motor merek honda keluaran 98, orang itu bukanlah harapan bagi hidup baik bersamanya. Namun hari itu dia sangat memaksa dalam chatnya kepada ku untuk bertemu walaupun hasilnya tidak baik katanya. Saat itu aku sedang tidak membawa sepeda, Angga mengechat ku bahwa dia sedang berada disekitar kampus ku. Aku memutuskan untuk bertemu di sebuah caffe di dekat kampus yang searah dengan jalan pulang ke kontrakan.

Hari itu aku melihat pertama kali pria itu, secara fisik Angga begitu sempurna seperti pria yang aku harapkan. Dia duduk di salah satu meja dengan sibuk memegang hpnya untuk mengechat ku. Pria ini tampa, seperti keturunan Arab dengan bulu-bulu halus di wajahnya. Karena dia tidak menunjukan prilaku yang membuat ku takut, aku yang sudah tahu itu dia karena chat darinya mulai mendekat.

"Hallo, aku Kala. Sorry membuat menunggu, tadi aku baru selesai kuliah." aku berdiri di depan meja dan menjabat tangannya.

Tapi Angga hanya mengangguk dan menyuruhku duduk tanpa bicara apapun. Aku berpikir orang ingin sangat lugu dan sopan, selainnya itu dia memang terlihat dewasa dengan tampilan wajah dan tubuh yang lebih besar dari ku. Sesaat aku duduk kami tidak berbicara, Angga hanya memandangiku dan tersenyum lalu seorang waitters menghampiriku untuk memesan sesuatu.

"aku pesan dulu ya." sambil mengambil menu di depannya. Tapi tetap saja dia hanya tersenyum dan mempersilahkan ku dengan menggunakan isyarat.


Aku mulai aneh dengan prilaku Angga, waitters yang hanya tersenyum melihat ku dengan ekspresi bingung menjadikan aku mulai berpikir aneh-aneh terhadapnya. Aku berpikir dia adalah pemilik atau manajer tempat itu, jika tidak hal terburuk adalah dia datang dengan menujukan prilaku seperti wanita. Setelah memesan dan pelayan meninggalkan kami, aku mulai bertanya dan mengajak dia mengobrol. Tidak di jawab, hp ku berbunyi dengan pesan di Grinder yang jelas membuat ku tidak ingin membukannya karena aku merasa tidak enak dengan Angga yang berada di depan ku. Lalu dengan isyarat dia seperti menyuruhku membaca pesan itu dan ternyata pesan itu darinya. Semua pertanyaan ku dijawabnya lewat chat, disana dia berkata bahwa dia adalah seorang tuna rungu.

Kaget sebenarnya mengetahui hal itu, tapi aku berpikir ini lebih baik karena jika mengobrol dengannya tidak mungkin orang akan berpikir kami gay. Lalu kamu memulai pembicaraan panjang itu melalui chat, karena sedikit tidak nyaman melalui Grinder akhirnya aku memberikan nomor Whatsapp ku agar kami bisa lanjut disana. Sedikit lama kami berada disana, sejauh itu dia tidak menunjukan prilaku yang membuat ku akan malu. Dalam caffe itu banyak orang yang mengenalku sebagai wartawan kampus, selain itu aku di kelas juga menjadi perhatian teman karena aktif dan pintar. Sangat menyenangkan bertemu Angga, aku merasa sudah cukup perjalanan ku mencari seseorang untuk memulai hubungan yang baik.

Angga menawarkan diri untuk mengantarku pulang, lalu kami pulang dengan motor yang body nya semua sudah seperti jahitan dokter murahan. Dalam perjalanan aku terus memikirkan apakah aku akan memulai semua ini dengan benar atau aku hanya sedang terbawah nafsu pada pria itu. Kami terus berhubungan melalui chat, hingga aku meminta tolong Angga untuk mencari kos karena tidak memiliki motor. Dari bantuannya itu aku menjadi perduli padanya, kami berputar-putar di sekitar tempat ku bersama Bram selama dua hari kami lakukan. Ternyata kami mendapatkan juga kos yang jaraknya dengan tempat lama ku sekitar 500 meter. Sangat konyol, hari itu aku memilih kos itu karena yang paling murah selama kami berkeliling dan tempat itu juga tidak jauh dari kampus ku. 

Aku memutuskan untuk mengambilnya, kos itu mungkin sudah tidak layak untuk di huni karena kotor dan seperti tidak terawat. Memiliki 15 kamar, namun yang berisi hanya 6 kamar saja dan itu menambah tempat itu menjadi sangat menggelikan bagiku. Hari itu aku berpikir tuhan membuat ku menyadari dari mana aku berasal, saat mengobrol dengan ibu kos ternyata aku bisa membayar dua bulan dulu yang jumlahnya hanya 500 ribu. Aku merasa tidak boleh melewatkan hal itu, Bram yang terus menuntuk ku berubah pikiran atau segara pergi membuat aku memilih tempat itu. Dengan uang gaji 800 ribu aku mengeluarkan uang untuk membayar kos itu.


Tapi yang mungkin kalian harus tahu, kos yang aku kira aku bakal tidak akan tahan disana ternyata sampai sekarang bertahan yang mungkin masuk bulan ke delapan aku disana.

Dengan Angga aku tidak pernah berpikir akan memanfaatkanya, aku merasa bahagia karena ternyata aku bisa memiliki pria sesuai harapan ku berdasarkan nafsu. Angga membantuku pindahan dan merenopasi kamar, kami mengecat kamar itu bersama dan rasanya itu sangat menyenangkan. Dalam hari-hari ku bersama Angga tidak ada hal aneh yang dia perlihatkan kepadaku. Angga tidak tinggal bersama ku di kos itu, dia hanya mampir jika aku dan dia dalam waktu kosong yang sama. Sesekali dia tidur di kos dan kadang aku tinggalkan dia dikamar jika aku akan kuliah. Namun dalam beberapa kali ternyata ibu kos memperhatikan kami dan menegurku karena merasa terlalu sering dia menginap.

Hari itu ibu kos sedang menyapu halam dan menegurku yang baru pulang kuliah. "Baru pulang kuliah mas Kala?"

"iya bu, hari ini hanya ada satu kuliah. Saya masuk dulu ya bu." karena memang tidak biasa mengobrol membuatku ingin segera meninggalkan ibu itu.

Tapi akhirnya dia berhenti menyapu, "itu teman mas Kala ya? sering nginap disini ya kata bibi."

Aku ingat bahwa Angga masih di kamar, "iya bu, kenapa ya bu?"

"Kata bibi, teman mas Kala tidak sopan. Saat ditanya bibi dia hanya diam dan meninggalkan bibi begitu saja. walaupun saya tidak melarang ada tamu, tapi kalau sering menginap juga tidak boleh ya mas." Ibu kos berdiri depan ku.

"iya bu, saya minta maaf. Nanti saya beritahu teman saya, tapi untuk masalah tidak sopan, dia bukan tidak sopan, teman saya tuna runggu, dia bisu jadi mungkin dia hanya menyapa tapi tidak bicara. mungkin bibi salah paham bu. Saya masuk dulu ya bu." Saya minggalkan ibu kos di depan gerbang.


Hubungan kami terus berjalan dan tidak ada masalah apapun tentang hubungan kami kecuali masalah keuangan ku. Aku yang tidak mendapat kiriman sedikit pun dari orang tua ku harus berkerja keras menghemat makan ku dan hal-hal lain yang tidak berguna. Namun waktu memang begitu cepat berlalu, hari itu ibu kos tidak bertemu dengan ku karena masih di kampus. Karena ibu kos tahu aku sangat dekat dengan Angga, dia meminta Angga untuk menyampaikan pada ku bahwa uang kos yang kemarin sudah habis. Lalu ketika aku berdua bersama Angga dikamar, dia memberitahuku bahwa tadi ibu kos menyampaikan pesan agar aku membayar kos.

Mungkin terlalu memiliki ekspresi terkejut di wajah ku atau terlihat sekali bahwa aku bingung. Aku baru sadar uang kos harus dibayar, lalu esok hari aku menemui ibu kos untuk meminta waktu karena belum ada uang. Mungkin ibu kos sangat jengkel dengan ku karena seenaknya membawah dan menginapkan teman, dia hanya memberiku waktu satu minggu dan memberi tahu bahwa aku harus membayar kos itu kali ini selama empat bulan. Hari itu aku merasa sangat kesal dengan ibu kos dan keadaan hidup ku karena tidak memiliki siapapun untuk di andalkan.

Aku dan Angga tidak membuat sebuah aturan terlalu keras seperti apa yang aku lakukan dengan Bram. Angga terkadang membantu dalam masalah makan, dia sering datang untuk membawahkan ku makan. Tapi uang dari kerja ku yang hanya 800 ribu perbulan yang terkadang terpakai untuk makan dan kegiatan ku di kampus dan organisasi membuat ku ingin menyerah. Akhirnya aku memutuskan untuk menceritakan hal itu kepada Angga, tanpa berpikir bahwa dia akan membantu hari itu hanya niat untuk membagi kegelisaan dan mengingatkan dia tentang kapan pun dia harus siap meninggalkan aku.


Tapi pria ini sangat bodoh ternyata, dia berusaha membantu ku lepas dari masalah itu. Aku yang sudah menyerahkan semua masalah ku pada waktu tiba-tiba mendapatkan chat dari Angga.


Hari itu sepertinya hari terakhir waktu ku untuk membayar kos, lalu Angga memberi tahu ku bahwa dia berada di depan tempat kerja ku. Dia berkata bahwa aku tidak usah khawatir karena dia membawakan uang untuk membayar kos. Aku yang tidak perna berpikir buruk atas prilaku Angga sebelumnya hanya merasa senang karena akhirnya memiliki penyelesaian atas masalah ku. Aku langsung berjalan keluar menuju dia yang berada di seberang jalan. Tapi akhirnya hari itu aku mengetahui Angga begitu femini, dia yang mungkin ingin memperlihatkan bahwa dia bahagia telah dapat membantuku dengan lentik dan berteriak tidak jelas sambil melambaikan amplop berisi uang membuat ku kaget dan menghentikan langkah ku.

Orang yang lewat karena merasa aneh dan juga mengundang perhatian satpam tempat kerja ku membuat ku berpikir untuk kembali ke dalam. Saat aku memutar badan ku, dengan suara yang tidak jelas itu membuatku panik sehingga memutuskan untuk menghampirinya agar tidak membuat masalah. Aku segera mengambil uang itu dan memberi tahunya kalau aku sedang banyak kerjaan dan menyuruhnya segera pergi dari tempat itu. Dari hari itulah semua orang mulai bertanya tentang Angga pada ku, satpam yang mungkin terlalu melebihkan apa yang dia lihat membuat orang semakin penasaran. Aku sangat marah pada Angga, sebelumnya aku tidak perna berpikir dia akan berprilaku seperti itu. Tapi karena bantuannya, aku bisa berpikir lebih baik dan merasa aman dalam beberapa bulan kedepan. Aku memutuskan untuk tidak mempermasalahkan hal itu, kami terus menjalani semuanya dengan baik.

Hingga aku menyadari bahwa Angga tidak pernah terlalu serius dengan ku. Memang dari awal kami tidak melarang apapun, tapi pesan dalam hpnya membuat aku berpikir untuk tidak terlalu mempertahankan hubungan itu. Ternyata Angga aktif dengan kelompok gay dan terkadangan dia sangat tidak sopan menceritakan ku pada orang-orang terdekatnya. Lalu yang cukup gila, Angga menanggapi untuk berhubungan seks dengan orang lain dalam chat itu. Karena semua pesan itu aku memutuskan untuk tidak mempertahankan Angga dalam hidupku. Aku mulai kembali aktif dalam akun-akun gay, disana aku mendapatkan beberapa orang yang aku kira lebih baik dari dia.

Prilaku ku kepada Angga mulai sangat tidak baik, beberapa kali dia menghubungi ku untuk ke kos selalu aku larang karena takut di marahi ibu kos. Aku merasa nyaman sendiri dan Angga sudah mulai mengurangi bertemu dengan ku. Aku memutuskan kembali untuk mencari pasangan yang lebih baik, lalu seorang pria berasal dari Solo mengajak ku unntuk berhubungan serius.

Saat mengetahui dia tinggal jauh dari ku, aku mencoba mengingatkannya. "lebih baik jika kamu pindah ke Jogja dan tinggal bersama ku. Aku bukan orang yang mudah percaya pada orang lain, siapa yang tahu apa yang kamu lakukan di sana dan apa yang aku lakukan disini."

Dia mengatakan itu tidak mungkin karena dia  memiliki ibu yang harus dia jaga di Solo, "selain merawat ibu ku yang sendiri, pindah bukan lah hal yang mudah. Jika kamu serius kamu bisa percaya pada ku dan kita mulai berkomitmen."

"Dalam posisi ku itu tidak mungkin, kamu sudah tahu bahwa aku perna tinggal bersama beberapa orang yang mereka bilang akan saling bersama selamanya. Tapi kenyataannya masih tidak bisa di pertahankan, lalu bagaimana mungkin dengan yang jauh dari ku?" Semua itu adalah ketakutan ku kehilangan karena masalah ku bersama Aditya dan Bram. Tapi sampai saat ini, sepertinya aku tidak bisa mengerti diriku tentang apa yang sebenarnya aku inginkan.

Dengan pertemuan itu membuat kami sering berkomunikasi, dalam beberapa kali saat dia harus memberikan pelatihan ke cabang di Jogja kami sering bertemu. Hubungan ku dengan Angga terus berjalan namun tidak begitu baik karena ulahnya di tempat kerja yang membuat ku ilfil dan juga semua pesan yang ada di hpnya. Lalu entah pertemuan keberapa, pria dari Solo itu menginap di kos dan ternyata Angga datang ke kos karena bosan dilarang kesana. Hari itu kos begitu kos, ibu kos dan bibi yang sudah tinggal bersama anaknya di Magelang serta kamar kos yang tinggal berisi 3 orang karena sebelum ibu pergi sudah memperingatkan bahwa kos akan di bongkar dan di renopasi menjadikan kos begitu terlihat menyeramkan.

Malam itu mungkin sekitar pukul 23:00, tiba-tiba pintu kamar di gedor sangat kuat oleh Angga. Suara yang tidak jelas itu membuat ku tahu bahwa itu berasal dari Angga sehingga membuat ku mengarang cerita pada pria yang bersamaku malam itu. Aku menyuruh dia untuk tetap tenang dan diam agar tidak membuat dia berpikir kami di dalam. Angga menyadariku di dalam karena hp ku berbunyi saat dia menelpon ku. Pria bersama ku ketakutan, karena ku bilang bahwa ibu kos memiliki anak yang sedikit kurang akal.

Aku berkata pada pria itu, "saya rasa ibu kos lupa menguci pintunya lagi, memang sering anak itu melakukan hal ini. Terkadang dia melakukan hal itu kekamar lain, tapi lebih sering kekamarku karena berada dekat dengan pintu."

"yang benar, kenapa tidak kamu pindah saja. Ini sangat berbahaya jika dia tidak dapat dikontrol dan melukai mu." wajah pria itu begitu cemas dan ketakutan. Aku seperti mengingat kembali ketika SMA di mana hari itu aku bersama Ari dan tiba-tiba Christoper menggedor-gedor pintu dan aku sangat ketakutan.

Salah satu anak kos yang juga satu kampus dengan ku serta memiliki penyimpangan juga membantu kami dengan menyuruh Angga pergi karena dia bilang aku sedang tidak ada di kos. Dalam kamar aku merasa sangat bersyukur, ketika aku merasa semua sudah aman dan sepi, aku keluar. Tapi ternyata akan kembali lagi ketika melihat teman kos ku sudah masuk ke kamarnya. Aku kaget dan bereaksi seolah-olah semuanya biasa saja, aku mengajaknya menjauh dari kamar tapi ternyata Angga tidak mau. Aku memberi isyarat padanya untuk pergi agar ibu kos tidak bangun dan marah pada kami. Tapi Angga tidak menghiraukan ku, dia mungkin sangat marah karena tidak pernah mengizinkannya datang lagi selama sebulan itu.

Karena tubuhnya yang besar, dia mendorong ku dan memaksa masuk lalu melihat seorang pria hanya menggunakan celana pendek di atas kasur. Aku menarik Angga meneriakinya untuk pergi, Angga yang marah masuk dan menarik pria itu keluar dan memarahi pria itu dengan bahasa yang tidak jelas. Karena ketakutan, pria itu membela diri dan akhirnya mereka berkelahi didepan kos. Aku sudah sangat malu karena teman kos ku keluar melihat kami menjadi sangat berutal. Aku menyuruh pria itu pergi kebelakang, Angga aku dorong ke dalam kamar dan dia duduk dengan tenang nya. Sebanyak apapun aku bicara, sepertinya Angga tidak mengerti atau tidak mau mengerti sehingga mengabaikan ku. Aku sangat emosi malam itu dengan Angga, Aku mengambil pisau dan mengarahkan pisau itu kepadanya. Angga ketakutakan, dia berbicara tentang siapa pria itu dan kenapa aku meninggalkannya. Hanya itu yang mungkin aku mengerti dari sebanyak yang dia ucapkan malam itu.

Aku yang telah sangat kesal dengan nya mengatakan bahwa pria itu adalah pacarku dan dia harus segera pergi dari tempat kamar ku dan jangan kembali. Dia tetap diam, lalu mendorong nya dan mengarahkan pisau itu kelehernya. Angga sangat ketakutan lalu meninggalkan kamar, namun dia tidak mau menyerah dan ternyata mencari pria itu. Aku yang sudah lepas kesabaran menyusulnya kebelakang dan terus menakutinya sehingga dia pergi dari kos itu. Akhirnya Angga menyerah dan meninggalkan kos itu dan tidak pernah kembali lagi.



Malam itu, teman kos ku tahu bahwa aku gay dan untungnya dia menyembunyikan pria itu dikamarnya. Pria itu sangat ketakutan, tangannya luka karena kuku Angga dan telapak tangannya berdarah karena pecahan kaca jendela akibat dorongan dari Angga. Ternyata pria itu tahu bahwa Angga bukanlah anak ibu kos, teman kos ku menceritakan bahwa Angga memang sering ke kos mencari saya. Namun karena aku sudah tidur dan kadang aku sibuk dengan kerja membuat aku dan Angga tidak pernah bertemu.


Semejak kejadian malam itu teman kos dan sekaligus teman kuliah ku itu tahu aku gay. Dia satu-satunya orang yang mengetahui aku gay, sedangkan aku tahu dia gay karena dia sempat berteman dengan ku di Grinder dengan jarak sangat dekat dan mamasang photo aslinya. Pria dari Solo itu tidak lagi menghubungi ku, akhirnya aku memutuskan untuk tidak lagi berhubungan dengannya dan menghapus kontaknya karena pesan ku juga tidak pernah dia respon.


Inilah kisah cintah dan komitmen yang terakhir aku buat dengan seorang pria dalam hidupku dan berakhir dengan banyak masalah.



Semenjak hubungan ku bersama Angga, aku memutuskan untuk hanya mencari teman seks dan akan memulai hubungan serius lagi jika orang itu sempurna seperti apa yang aku harapkan dan selebihnya hanya fun. Perjalanan ku setelah dengan Angga begitu panjang dengan mungkin puluhan pria. Mereka hanya datang dan saling melepas nafsu bersama ku, sampai saat ini aku merasa sangat bosan dengan hal itu. Tapi walaupun aku bilang ingin berhenti saja tapi aku sudah terlanjur berada dan kenal dengan seks ini. Lalu aku menghapus sebagian aplikasi ku yang aku pikir terlalu mudah mencari teman fun aplikasi itu juga beresiko. Jadi aku hanya ada Tinder dan Wechat yang aku pikir itu adalah aplikasi umum. Aku menyerahkan semuanya dengan waktu, jika pada waktunya aku akan memiliki kenangan dan hubungan serius maka itu dari tempat yang baik jua.


Aku menulis dalam aplikasi ku itu mencari hubungan serius dan memberikan mereka akun blog pribadi ku untuk dapat mengetahui ku siapa ku sebelum memutuskan untuk menjalani hubugan serius.


Lalu bagaimana aku menyalurkan nafsu ku setelah ini?


Aku kembali pada kebiasaan ku mastrubasi dan terkadang tetap berhubungan fun jika aku beruntung. Dan kini aku terus menjalani hidupku dengan berharap akan segera menyelesaikan masalah ku tentang penyimapangan ini. Apakah ini benar sebuah perasaan atau hanya nafsu yang tidak bisa aku kontrol saaja?


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts