Qola Ismail atau Kala Ismail : Aku menggunakan kata ini karena aku berpikir hidupku seperti seorang Nabi bernama Isnail,. Sebuah perjalanan hidup, dimana aku harus memilih kebebasan ku atau ikut dalam ketaatan ku bersama orang tua ku. Lalu ternyata aku adalah Ismail yang akan mengikuti harapan orang tua ku namun tetap berharap seperti masa dimana Ismail terus berharap saat itu ada keajaiban dari tuhan untuk membebaskan dia. Dan untuk ku adalah kebebasan dari PENYIMPANGAN ini.

Perjalanan ku bersama Ari semasa SMA

Mungkin ketika bersama Ari aku sebelumnya telah sering menonton film-film romantis gay. Dan yang lebih sering adalah vidio porno gay.

Kebersamaan ku hanya sangat sebentar, hanya tiga kali pertemuan namun cukup membuat aku memutuskan tentang posisi ku dalam sebuah hubungan seksual bersama pria.


Setealah kejadian bersama Ari, aku memutuskan bahwa aku adalah pada posisi TOP. dimana aku tidak ingin sama sekali menjadi Bottom bagi pria mana pun. sampai kisah habis ku tulis pun, kalian tidak akan mendapatkan diri ku menjadi seperti itu.



       Ari adalah seorang pria yang sempurna dan juga memiliki ketakutan sama seperti ku kalau-kalau teman kerja dan tetangganya tahu kalau di gay. Perjalanan dengan Ari hari itu adalah hubungan emosional pertama yang aku memiliki dan menjadikan ku berharap dapat memiliki pasangan seorang pria. Ari sangat tahu cara memperlakukan seorang anak muda seperti ku, banyak hal dilakukannya selama perjalan, dari memegang tangan ku, mengajak bercanda aku dengan terkadang memeluk ku di keramaian mall (tindakan itu bisa ku gambarkan seperti seorang ayah yang tiba-tiba merasa anaknya begitu menggemaskan). Terkadang hal itu membuat ku takut, Ari menyadari kecemasan ku dan meyakinkan ku bahwa tidak apa hal itu kita lakukan karena orang akan menganggap kami hanyalah orang tua dan anak.

"muka mu kenapa Kala? kamu malu?" Ari berada di depan ku sambil mengakat kepala ku. Aku hanya memberikan ekspresi mengerutkan muka dan mengangguk. Lalu Ari menegaskan, "tidak apa-apa kal, coba kamu lihat orang disini. begitu banyak dan tidak ada yang mengenal kita." tangan Ari menujuk kearah seorang pria dengan anaknya, "apa kamu berpikir mereka gay? tenanglah, kamu harus lebih santai dan nikmati hari ini."

Kami melanjutkan kegiatan kami, tanpa ragu lagi aku menikmati semua hal yang dilakukan Ari padaku. Kami makan, nonton lalu mampir kesebuah tempat penjualan hp, disana kami membeli hp yang menjadi hadiah pertama dan terakhir dari dia.

Ari berkata padaku, "setalah ini kamu harus sering menghubungiku. Aku tidak ingin lagi berhubungan dengan Christoper. Apapun yang kita lakukan kamu tidak boleh memberi tahunya. yang lebih baik adalah kamu jangan terlalu dekat dengan dia." aku hanya mengiyakan ucapan Ari, aku tidak ingin mencari tahu apa pun penyebab dia berbicara seperti itu.

Setelah jam menunjukkan pukul 5 sore kami meninggalkan Palembang dan kembali kota Prabumulih. Namun diperjalanan tiba-tiba Ari mulai bermain dengan tangannya ke arah kemaluan ku dan aku menikmatinya kala itu. Di pinggir jalan dekat sebuah restoran Ari memarkirkan mobilnya dan mulai membujuk ku untuk melakukan hubungan di dalam mobil. Saat itu aku adalah seorang anak yang penuh dengan nafsu, jelas saja karena aku tidak pernah lagi berhubungan seksual dengan seseorang selain masturbasi atau menekan kemaluan ku pada lantai. Tapi tidak aku tunjukkan dengan muda pada Ari bahwa aku juga ingin melakukan hal itu, itu adalah pesan dari Christoper bahwa aku harus membuat Ari semakin penasaran dengan ku. Lalu akhirnya dalam pembicaraan cukup panjang dan rasa gelisaku kalau tiba-tiba ada orang yang mendekati mobil kami dan memergoki kami, lalu aku mengiyakan untuk mengoral kemaluannya.  Aku meminta Ari menjalankan mobilnya, hal itu karena aku takut dengan keadaan yang tidak aku harapkan. Tidak lama aku mengoral kemaluan Ari tiba-tiba dia sudah ejakulasi, lalu karena rasanya tidak enak aku meludahkan sperma itu di mobil dan spontan Ari marah. Dari pertemuan ku yang kali ini, aku baru melihat pertama kali wajah kasar Ari malam itu. Takut sebenarnya, tapi karena melihat aku ketakutan Ari lebih dahulu meminta maaf kepadaku.

Karena melihat wajah ketakutan ku dia menarik ku dan menyenderkan kepalaku pada tubuhnya agar aku lebih tenang malam itu. Prilaku-prilaku Ari itulah yang menjadikan ku begitu berharap bahwa hubungan dengan Ari bukanlah sebatas saling membutuhkan hubungan seksual saja. Setelah memasuki kota Ari meminta aku untuk menemaninya dirumah malam ini dan besok pagi dia akan mengantar ku. Namun aku menolak karena aku tidak izin ke orang tua ku bahwa aku tidak akan pulang dan terlebih hari itu aku juga belum pulang sama sekali dari sekolah. Ari memang sudah dewasa dan mengerti keadaan hari itu lalu kami pulang kerumah. Karena kami merupakan keluarga sederhana, maka hp itu aku sembunyikan dari pengetahuan keluarga ku. Walaupun pada akhirnya, hal itu tidak mungkin aku sembunyikan terlalu lama karena Raffa ternyata mengetahui kalau aku memiliki hp. Raffa menemui orang tuaku yang dia pikir mereka membelikan ku hp tanpa sepengetahuan dia. Hari itu rumah heboh gara-gara Raffa, orang tua ku menanyaiku dan jelas pada hari itu aku membuat karangan bebas untuk menghindari masalah. Hampir beberapa hari aku tidak bertemu Ari, terkadang karena Ari yang sedang berada diluar kota dan terkadang saat akan bertemu aku sedang ada kegiatan dari tugas sekolah sampai kegiatan organisasi Pramuka ku.

Hingga mungkin satu Minggu kami tidak bertemu dan Ari sudah tidak dapat menahan nafsu nya, dia menghubungi aku malam itu. Malam itu aku sedang ada acara di sekolah, hari pelantikan Bantara bagi anggota senior dalam kegiatan Pramuka.

Aku jelaskan pada Ari namun dia tidak percaya, hingga malam itu dia datang ke sekolah dan membawahkan ku berbagai macam makanan ringan sebagai alasan. Terkadang Ari sangat membantu ku memanjat tingkatan sosial dengan cepat, namun pada sisi lain aku harus bingung menjelaskan keteman-teman ku dari mana hal itu berasal karena mereka tahu keluarga ku seperti apa. Malam itu di depan gerbang sekolah Ari mengajakku bicara, dia ingin sekali aku bisa menginap dirumahnya dan menemaninya. Karena ketidak enakan ku kepada Ari dengan segala macam perilaku baik yang dia lakukan kepadaku akhirnya aku mengiyakan kalau besok sore setelah selesai kegiatan ini dia dapat menjemput ku disini. Tapi Ari sangat ceroboh mungkin, dia memang sering mengingatkan ku kalau setelah aku memiliki hp aku tidak boleh lagi berhubungan atau memberi tahu Christoper kapan dan apa yang aku lakukan dengan dia. Namun malam itu, sepertinya salah satu senior ku yang juga berteman dengan teman dari Christoper menceritakan keadaan malam itu. Sore itu Ari sangat bersemangat mungkin dengan apa yang iya harapkan, tubuh ku yang kotor karena mandi seadanya dan pakaian hanya menggunakan baju olahraga yang juga tidak terlalu bersih membuat dia tersenyum dari dalam mobil.

Sampai di rumah Ari menyuruhku segera membersihkan diri dan dia menyiapkan makan malam yang sebagiannya sudah di beli diluar dan lainnya dia masak sendiri. Karena tidak memiliki pakaian bersih, aku mendekatinya yang sedang masak dalam keadaan memakai handuk saja. Niat ku saat itu untuk mengagetkannya, namun karena minyak yang keluar dari wajan dan beberapa menyentuh diriku aku kaget dan dia pun kaget. Dia sangat memperhatikan ku, kekhwatiran terlihat dari wajah Ari yang segera mengajak ku ke dalam kamar dan memberikan pakaiannya yang semuanya besar-besar untuk ukuran ku saat itu. Dia tertawa melihat ku, lalu kami kembali keluar karena teringat akan ikan yang masih dia atas wajan. Makan malam dengannya berdua menjadi sangat indah untuk sebatas orang yang seharusnya aku pikirkan hanyalah teman seks dan pengisi pundi-pundi uang. Malam mungkin menunjukkan pukul 7 ketika itu kami masuk ke kamar dan menonton film yang berceritakan cinta sepasang laki-laki.

Aku bertanya padanya saat itu, "bang, sepertinya semua ini sangat indah untuk dilalui. prilaku mu padaku sungguh sangat baik. sebenarnya hubungan kita seperti apa?" Lalu Ari menegaskan pada ku , "apa yang kita lalui ini adalah hal yang bagus, abang merasa senang karena Kala tidak membuat abang khawatir ketika berjalan bersama Kala. Abang merasa nyama dengan keadaan seperti iini. namun hanya sebatas ini Kal."

Ari juga mencoba mengingatkan ku bahwa apa yang aku pikirkan dalam film yang sedang kami tonton itu tidak mungkin dapat terjadi disini (Indonesia) terlebih dengannya yang sudah berkeluarga. Aku merasakan tarikan napas yang panjang dan tubuh yang hangat malam itu karena kepala ku berada dia atas dadanya dengan bulu-bulu yang menghiasi bidang datar itu. Tidak lama menonton kami pun mulai melakuakan hubungan seks itu, Ari memanjakan ku dengan mengoral punya ku terlebih dahulu dan menjilati lobang dubur ku. Tanpa penolakan aku melakukan semua hal itu, sambil terkadang Ari mencium bibirku dan menyuruhku untuk keluarkan lebih dulu punya ku. Ari berkata kalau punyanya lebih cepat keluar, jika sudah keluar nanti dia jadi tidak bersemangat lagi. Untuk pertama dan terakhir kalinya Ari menyadari bahwa punya ku cukup lama keluar dan memakan banyak waktu kami. Setelah punya ku sudah keluar tiba-tiba Ari mulai memakai jari-jarinya masuk kedalam lobang dubur ku dan itu sangat sakit. Aku bilang padanya aku tidak mau, lalu Ari mengambil pelumas dan kondom yang berada di samping kami dan melakukan hal itu lagi dengan jarinya. Aku merasa sangat takut dan kesakitan malam itu, aku nepis beberapa kali tangannya namun Ari mencoba meyakinkan ku bahwa itu tidak akan menyakitiku.

Lalu malam itu sesuatu yang aku pikir campur tangan Tuhan datang membantu ku dalam kebodohan ku. Saat Ari asyik melunasi kemaluannya dengan pelumas dan akan memasukan kemaluannya ke dalam dubur ku. Tiba-tiba suara keras terdengar memukul pintu rumah, seseorang memanggil-manggil nama Ari untuk keluar. Kami kaget dan menghentikan hal itu, aku ketakutan dan berpikir macam-macam saat itu, aku berpikir bahwa hidupku akan hancur jika tetangga Ari ternyata memergoki kami sedang melakukan hubungan intim. Ari menyuruh ku untuk diam dan dia kedepan melihat siapa yang ada di depan. Aku yang ketakutan menyudutkan diriku di ranjang dengan memakai celana dan selimut yang menutupi ku.

Ari kembali ke kamar dan seakan marah pada ku, entah apa yang dipikirkannya tentang malam itu. Lalu kami mendengar beberapa orang disamping kamar berbicara, yang saat itu sepertinya aku mengenal sebelumnya. Suara itu berasal dari Ferdi dan Romino serta satu orang yang aku tidak tahu suara siapa itu. Mereka memanggil Christoper yang berada di depan dan berbicara kalau mungkin Ari tidak ada dirumahnya.

"umek, mek" seseorang memanggil Christoper. Umek adalah panggilan bagi mucikari gay atau sejenisnya. Lalu dia berkata lagi, "mungkin Ari sedang keluar dengan Kala menggunakan motor, motor yang biasa digunakannya tidak ada ini."

Cukup lama kami bertahan dalam kesunyian karena takut mereka menyadari kalau kami ada di dalam rumah. Ari hampir keluar saat itu karena mendengar kaca pecah, Ari pikir Christoper tidak dapat mengkontrol emosinya dan memecahkan kaca mobilnya yang terparkir di samping kamar. Lalu semua menjadi tenang, suara motor mulai menjauh dari rumah dan keadaan mulai baik. Ari mulai mengajak aku mengobrol dan aku baru sadar dia marah pada ku karena dia berpikir aku sudah memberi tahu Christoper kalau aku akan pergi bersama dengannya malam ini. Saat itu aku juga terlalu kecil dan baru pertama kali berada dalam masalah seperti itu.

"Kenapa abang bilang seperti itu? aku sudah janji pada abang dan akau menepatinya. jika tidak percaya abang bisa mengecek hp ku." aku menujukan reaksi marah padanya, Ari hanya diam dan mengecek hp ku.

Lalu aku menjelaskan kembali kepada Ari bahwa malam dimana dia datang ke sekolah sepertinya teman Christoper mungkin melihat ku dan berpikir aneh tentang pertemuan kita. Saat Ari terus mengecek hp ku, lalu aku turun dari ranjang dan memakai baju ku kembali dan siap-siap untuk pulang. Ari menahan ku karena takut mereka masih depan, aku memaksa Ari melepaskan ku dan segera menuju kedepan. Pintu ku buka dan ternyata di samping rumah seorang bapak-bapak tetangganya sedang duduk di teras rumah. Aku meninggalkan Ari dan tetangganya malam itu yang entah apa mereka bicarakan. Aku berdiri di pinggir jalan sambil menunggu kalau ada ojek yang lewat, namun cukup lama menunggu akhirnya aku bisa pulang. Kisah hubungan dengan Ari memang singkat, tapi dari hubungan yang kujalani saat itu dengannyalah banyak hal menjadi baik dan juga membuat aku mengambil beberpa pelajaran.

Setelah itu tidak mudah bagiku menjauhkan diri dari Christoper dan teman-teman, walau pada awalnya memang aku tidak terlalu dekat dengan mereka secara jelas. Tapi tetap saja kejadian malam itu menjadi kekhawatiran bagiku untuk terus bersama mereka. Setelah kejadian itu Ari tidak pernah menghubungi aku, hal itu juga berlaku kepada Christoper sepertinya. Pada saat Christoper menanyakan Ari pada ku, aku baru tahu kalau Christoper menjadikan hidup Ari cukup sulit. Ternyata Christoper sering mengenal beberapa "anak-anaknya" kepada Ari untuk di jadikan teman seks Ari. Romino mungkin juga salah satunya, karena dari pisik dia cukup bersih memiliki tampilan rapih walaupun memang sudah berprilaku seperti wanita. Pada obralan panjang dengan Christoper saat itu aku mencoba bilang kalau aku akan mulai menjauh darinya dan teman-teman karena aku sudah memiliki apa yang aku inginkan.

"maaf kak, sepertinya setelah ini aku akan jarang menyapa kakak dan teman-teman. apa yang aku ingikan sudah aku dapat, sepertinya kakak juga sudah mendapatkan apa yang kakak inginkan. terlebih kakak juga tahu kalau aku sangat tidak ingin orang tahu tentang ku." Christoper hanya tertawa dan menegaskan padaku apakah aku benar tidak ingin mendapatkan hal lain lagi atau aku sebenarnya sering bertemu dengan Ari.

Aku mencoba meyakinkan Christoper bahwa aku menjauh bukan karena aku diam-diam dekat dengan Ari tapi lebih dari itu aku memberi tahu kalau aku sudah punya pacar seorang wanita. Saat itu memang aku sedang mencoba dekat dengan Fitri adik tingkat ku di organisasi Pramuka.



Begitulah kisah baik pertama yang kumiliki berakhir dan berjalan hanya beberapa hari. setelah itu aku mulai dengan perjalan ku di sosial media lebih jauh lagi.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts