Qola Ismail atau Kala Ismail : Aku menggunakan kata ini karena aku berpikir hidupku seperti seorang Nabi bernama Isnail,. Sebuah perjalanan hidup, dimana aku harus memilih kebebasan ku atau ikut dalam ketaatan ku bersama orang tua ku. Lalu ternyata aku adalah Ismail yang akan mengikuti harapan orang tua ku namun tetap berharap seperti masa dimana Ismail terus berharap saat itu ada keajaiban dari tuhan untuk membebaskan dia. Dan untuk ku adalah kebebasan dari PENYIMPANGAN ini.

Pertualangan seks ku di Friendster dan Facebook

Ditinggal dengan pengalaman seksual yang cukup menyenangkan dari Ryan, aku dibuat oleh masa menjadi seseorang petualang.


Petualangan disini dengan sebuah arti yang sangat luas, aku mencoba segalanya untuk menyalurkan nafsuku.

     Setelah tidak memiliki teman untuk menyalurkan kembali nafsu itu secara nyata, aku akhirnya kembali melakukan hal-hal seperti  masturbasi atau menekan kemaluan ku pada bidang datar. Dari kedua cara itu, aku memiliki kesulitan untuk melakukan masturbasi. Karena rentan waktu yang panjang ketika aku masturbasi berbeda dengan ketika aku menekankan kemaluan ku kelantai yang durasinya lebih cepat. Perjalan ku begitu panjang ketika SMP, dimana aku memiliki masalah dengan beberapa wanita serta hal lain dimana saat itu aku semakin memiliki keinginan berhubungan dengan pria. Ryan meninggalkan banyak masalah padaku, hingga akhirnya teknologi mulai lebih canggih kala itu. Ketika masuk kelas dua SMP warnet mulai banyak dibangun di tempat tinggal ku. Memang dulu sudah ada, tapi sosial media sangat jarang saat itu.

Hingga sebauh sosial media bernama Friendster (FS) diluncurkan, sebuah media sosial yang menjadikan ku mengetahui kalau orang seperti ku banyak dan mereka juga bersembunyi. Setelah aku membuat akun FS ku, cukup lama memiliki akun itu lalu aku mulai iseng membuat aku lain dan menulis homo dalam pencarian pertemanan. Ternyata daftar akun muncul disana bahkan grup untuk orang-orang seperti itu banyak terpampang. Dari grup itu aku mulai banyak mengenal istilah-istilah yang mereka gunakan dalam kehidupan mereka. Gay, anal, cucok, sekong adalah bahasa-bahasa yang masih aku ingat saat ini. Hingga pada hari itu sebuah akun menambahkan ku sebagai teman, dimana dia mendapatkan akun ku dari daftar grup gay yang aku ikuti. Nama akunya saat itu adalah penyuka binan, pasti kalian bertanya apa itu binan atau sebagian kalian tahu arti dari binan. Jaman dulu nama-nama akun sangatlah lucu-lucu dan aneh, dimana seseorang tidak menunjukkan namanya secara benar walaupun akun itu tidak digunakannya untuk menyembunyikan jati dirinya.

Dari chatan saya dan penyuka binan yang namanya adalah Christoper saya mengetahui dan memahami sampai saat ini bahwa binan adalah seorang gay dewasa yang mapan, kaya dan tampan (hanya sebatas itu yang aku pahami). Sampai saat ini aku juga tidak terlalu tertarik memahami bahasa itu. Hingga dia menjelaskan arti namanya itu, aku lalu bertanya tujuannya menambahkan ku sebagai temannya. Hal itu sedikit aneh, ketika dia bilang di sukai dengan pria dewasa tapi dia menyukai ku yang jarak kami saat itu hanya tiga tahun. Pertemanan kami di FS cukup lama, sekitar satu tahun lebih kami sekedar berteman hingga akhirnya dia lebih dulu menjelaskan siapa dia. Hari itu saya sadar kalau Christoper adalah siswa SMA yang satu kompleks dengan SMP saya saat itu. Dia menjelaskan bagaimana dirinya dan kenapa akhirnya dia tertarik melihat akun ku yang juga tidak memiliki photo diri ku. Karena akun yang dia add adalah akun khusus yang aku buat untuk sekedar mengikuti grup gay dan memang saat itu aku juga berharap mendapatkan teman gay yang bisa aku ajak berhubungan.

Tapi kebanyakan orang disana masih takut untuk bertemu langsung, hal yang lebih buruk adalah mereka berada jauh dari kota ku. Setelah mendengarkan dan mendapatkan photo Christoper yang dia kirim pada ku, jelas dia berharap aku memperkenalkan diri ku juga kepadanya. Tapi saat itu aku masih sangat tidak ingin terburu-buru dan terlalu terbuka dengan keadaan ku. Akhirnya aku menghindari melakukan kontak dengan dia, dan pada renta waktu itu aku mulai mencari tahu siapa dia dan bagaimana dia menjalani hidupnya.

Pada masa pencarian itu aku sempat berharap dia orang yang sempurna dan akan menjadi teman baik dalam hubungan kedekatan ataupun lebih jauh adalah seks. Tapi harapan ku hancur saat itu, aku menemukan siapa sebenarnya dia. Ternyata Christoper adalah seorang gay yang sudah come out (membuka dirinya dan terlihat jelas penyimpangan padanya) dalam kehidupan sosialnya. Dia memiliki tubuh yang gemuk dan berjalan layaknya wanita dengan beberapa teman dalam kelompoknya dan dia sudah terbiasa akan hal itu. Dia juga adalah guru penari kreasi, pada masa itu Ferdi dan Romino adalah anak didiknya yang mana mereka berdua adalah teman satu angkatan di SMP. Dengan keadaan Christoper yang seperti itu aku semakin takut untuk mendekatinya terlebih harus terbuka padanya bahwa aku adalah Kiko temannya di FS. Aku memang masih sangat takut kala itu dengan presepsi orang-orang jika sampai aku dekat dengan pria yang sudah bergaya wanita. Apalagi jika aku harus mengungkapkan diriku adalah gay, dengan Ferdi dan Romino pun aku tidak begitu dekat.

Pengalaman buruk yang di dapatkan Ferdi dan Romino di sekolah adalah bayang ketakutan tersendiri bagiku untuk tetap bertahan dan menjauhi mereka. Namun waktu kadang cukup iseng dengan ku, saat itu akan ada kegiatan perpisahan kakak kelas dimana ada beberapa jenis hiburan berupa tarian. Aku tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh guru seni ku saat itu ketika dia memilihku sebagai salah satu penari  tarian zaman. Tapi kenyataannya, Ferdi dan Romino tidak dapat di ambil karena mereka telah mengisi bagian lain dalam pertunjukkan saat itu. Kegiatan itu mendekatkan ku kepada Christoper, dimana saat itu dia menjadi pelatih tari Romino dan teman-teman. Beberapa kali dalam sesi latihan yang sama aku merasa Christoper memperhatikan ku dan hingga suatu hari dia memberanikan dirinya menegurku.

"halo, siapa nama mu?" Christoper menghampiriku saat aku sedang berlatih.

"Kala, kenapa kak?" aku hanya mencoba menghargainya, lalu dia menawarkan ku untuk ikut bergabung ke dalam kelompok tarian mereka.

Kebiasaan ku bercanda dan heboh dengan teman-teman saat latihan mengundang perhatian dia ternyata. Permintaannya saat itu jelas aku tolak, "orang dalam kelompok ku sudah pas kak, aku juga tidak mau menari seperti mereka (para pria), mereka menari terlihat seperti wanita."

Aku jelaskan kepada nya bahwa tari zaman ini lebih laki-laki dan tidak banyak gerakan yang harus aku lakukan dan hafalkan. Kalimat-kalimat itu keluar dari mulutku saat itu aku gugup serta takut bahwa dia akan mengetahui aku. Lalu Christoper tersenyum dengan manja layaknya wanita dan meninggalkan ku bersama teman-teman untuk latihan kembali. Karena tidak adanya smartphone untuk dapat menggunakan media sosial setiap saat dan saat itu hp ku hanyalah dapat digunakan untuk SMS dan telepon saja maka butuh dua atau tiga hari bahkan lebih lama aku baru bisa ke warnet untuk bermain FS. Ketika aku membuka FS ternyata pesan dari Christoper sudah memenuhi kotak pesan ku. Beberapa pesan lama yang dikirimnya berisi kemarahan dan sumpah serapan karena aku tidak  memberitahu siapa aku serta tidak merespon pesannya. Namun semakin keatas aku buka pesan lainnya, dia mulai meminta maaf dan menyerahkan kepetusan pada ku tentang apakah aku akan berteman dengan sebagai teman biasa atau lebih dari itu.

Karena merasa tidak enak dan tidak ada salahnya berteman di FS saja, aku mulai kembali berhubungan dan saling chat di media sosial itu. Pertemanan ku dengannya cukup lama di media sosial itu, dari dia aku banyak mendapatkan informasi gay yang ada di kota termasuk Ferdi dan Romino. Terkadang dia mengirimkan link bokep gay kepada ku yang jelas karena hal itu aku semakin gila dengan keinginan untuk kembali berhubungan seks bersama pria. Hingga aku duduk di bangku SMA ditempat yang sama dengannya, ada keadaan yang membuat ku membuka jati diriku kepada Christoper. Chat darinya hari itu menanyakan kenapa aku tentang lambatnya aku merespon pesannya. Lalu aku jelaskan keadaan keluarga ku, bagaimana aku yang merupakan anak dari keluarga sederhana hanya bisa sesekali dapat ke warnet. Lalu Christoper mengirimkan link Vidio porno dimana ceritanya adalah seorang pria mudah yang menemani pria lain tidur dan mendapatkan bayaran. Setelah menonton Vidio itu aku sadar maksud dari dia melakukan hal itu. Aku hanya membalasnya dengan emoticon tertawa, dan Christoper melanjutkan penjelasannya kepada ku dan meyakinkan pada ku bahwa itu sangat aman. Dia bilang pada ku jika aku siap aku bisa memberi tahunya karena dia memiliki beberapa orang yang dapat dia dekatkan padaku.




Perjalan ku sebagai money boy dimulai saat itu.


       Saat istirahat tiba, aku menghampiri Christoper yang sedang duduk bersama kelompoknya di kantin sekolah. Aku mengajaknya bicara, lalu bilang kalau aku ingin bicara berdua saja dengan nya saat itu. Hari itu mungkin aku sudah membuang jauh rasa takutku pada pandangan orang, ketika berjalan kesudut sekolah dan melewati kakak senior ku di Pramuka ada rasa cemas namun aku hanya menyapa seadanya. Tiba di sudut sekolah aku memberi tahu Christoper bahwa aku adalah Kiko teman di FS.

Christoper menarik tanganku untuk berhenti, "ada apa? kamu anak SMP sini kan?" aku menjawab dan langsung kepada intinya, "iya kak, kita perna bertemu saat saya ikut kelompok tari. saya hanya ingin bilang kalau saya adalah Kiko (nama samaran di akun FS) teman chat kakak."

Aku mencoba menjelaskan kenapa aku tidak berani selama ini memberi tahunya dan bahkan menegurnya ketika berada didekat ku. Lalu Christoper tertawa, dia bilang bahwa dia tahu bahwa aku memiliki penyimpangan walupun dia tidak menyangka kalau Kiko adalah diriku. Karena cemas dan penasaran kenapa dia tahu aku gay, lalu aku bertanya kembali kepadanya bagaimana dia tahu kalau aku seorang gay.

Dia mengingatkan ku kejadian hari itu, "sewaktu aku mengajak mu ikut kelompok tari dalam tim Romino, kamu terlalu terlihat gugup dan panik. padahal hari itu aku hanya kekurangan anggota untuk tim Romino, tapi reaksi mu adalah hal yang sering aku lihat." Christoper tersenyum dan menambahkan perkataanya, "hal itu adalah prilaku seorang gay yang sedang ketakutan kalau sampai jati dirinya ketahuan." pria gemulai itu membuatku sedikit cemas.

Dia juga menjelaskan bahwa hari itu niatnya mengajak ku ke dalam kelompok itu karena salah satu penari prianya telah mengundurkan diri hari itu. Aku tersenyum dan merasa bodoh didepan Christoper, lalu dia menanyakan niat ku mengajaknya ke tempat itu dan kenapa aku sekarang berani mengatakan jati diriku. Aku mulai menjelaskan padanya kalau aku butuh uang untuk membeli sebuah handphone, aku merasa tidak memiliki cara lain untuk mendapatkan hal itu. Terlebih saat itu teman teman ku sudah memiliki hp dan agar dia tidak berpikir lebih aku menambahkan alasan bahwa aku ingin mendekati seorang wanita. Dengan memiliki hp akan lebih mudah bagiku untuk lebih eksis dan menjadi perhatian wanita di SMA. Christoper mengiyakan untuk membantu ku dan tidak butuh waktu lama hari itu aku di jemput seseorang dengan mobil di sekolah yang hari itu Christoper juga menemani ku di depan gerbang.

Beberapa teman yang tinggal di dekat rumah ku memandang heran saat aku cukup dekat dengan Christoper dan juga tiba-tiba pulang dengan menaiki sebuah mobil. Christoper tidak ikut bersama kami saat aku pulang bersama Ari, seorang karyawan Pertamina yang kalau bahasa saat ini dia itu adalah straight atau mungkin dia memang gay. Ari pria yang sudah berumur, usianya saat itu sudah mencapai 36 tahun dan dia berasal dari Bandung. Sudah tiga tahun dia di Prabumulih, dia jarang pulang dan menurut pengakuannya dia merasa senang dapat tinggal jauh dari istrinya. Hari pertama kami berjalan bersama hanyalah sekedar makan dan saling mengenal satu sama lain. Mungkin hari itu Ari masih takut atau ada hal lainnya yang dia pikirkan saat berjalan bersama ku hingga dia tidak berani membawaku langsung kerumahnya. Setelah makan, kami tidak memiliki tujuan untuk pergi kemana pun karena kota kami hanyalah kota kecil tanpa sarana prasarana. Ketika akan pulang Ari melewati rumahnya dan menunjukan rumahnya padaku, tapi kami tidak mampir karena hari itu aku meminta pulang lebih awal. Setelah sampai di dekat rumah Ari meminta nomor hp kepadaku dan ku jelaskan padanya kalau aku tidak memiliki hp. Dia bisa menghubungi ku melalui Christoper, dan jika dia ingin bertemu sebaiknya hanya menjemput ku di sekolah.

Hanya berjarak satu hari karena hari sebelumnya dia harus pergi ke lokasi tambang yang jauh membuat dia tidak dapat menemui ku di hari kedua. Lalu hari ketiga Christoper menghampiri ku  dan kalau Ari akan menjemput ku hari itu setelah pulang sekolah. Kali ini perjalanan kami cukup panjang dan mungkin memiliki kesan tersendiri bagi Ari tentang diri ku. Karena kota kami yang tidak begitu banyak sarana dan terlalu kecil hingga sangat muda berjumpa dengan orang-orang yang kami kenal maka hari itu Ari mengajakku ke ibu kota (Palembang). Jarak dari kota ku ke ibukota sekitar tiga jam kami tempuh, disana lah kami sedikit bebas melakukan tindakan layaknya pasangan bagi orang seperti kami. Namun bagi orang normal yang melihat kami mungkin kami adalah ayah dan anak yang sedang menghabiskan hari bersama. Karena kenyamanan itu saat bersamaan Ari aku lupa hal-hal yang harus aku ambil darinya namun tanpa aku minta ternyata Ari melakukan nya. Kami pergi ke PIM, sebuah mall di kota pelembang dan disana kami menghabiskan waktu kami dari nonton sampai akhirnya dia membelikan ku hp. Dia berharap dengan hp itu aku dan dia akan sering berkomunikasi dan dia tidak perlu lagi berhubungan dengan Christoper. Di akhir cerita ku dengan Ari kalian akan tahu kenapa Ari begitu takut dengan Christoper dan mengapa dia sangat baik pada diriku.



Lanjut kepada perjalan ku bersama ari
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts