Qola Ismail atau Kala Ismail : Aku menggunakan kata ini karena aku berpikir hidupku seperti seorang Nabi bernama Isnail,. Sebuah perjalanan hidup, dimana aku harus memilih kebebasan ku atau ikut dalam ketaatan ku bersama orang tua ku. Lalu ternyata aku adalah Ismail yang akan mengikuti harapan orang tua ku namun tetap berharap seperti masa dimana Ismail terus berharap saat itu ada keajaiban dari tuhan untuk membebaskan dia. Dan untuk ku adalah kebebasan dari PENYIMPANGAN ini.

Masalah baru bersama PUTRI dan menjadi Money Boy kembali



Tidak ada pilihan bagiku, aku tidak bisa meyakinkan orangtua lagi karena sepupu Wahyu terus memberikan kabar kepadanya dan sampai ke orang tua ku.

Akhirnya aku memutuskan untuk cuti kuliah dan pulang namun tetap berpikir untuk kembali meneruskan kuliah yang sudah aku mulai ini. 



Lalu dalam rasa takut dan cemas ku tentang apa yang akan dipikiran orang tuaku. Muncul sebuah ketakutan jika nanti mereka akan memintaku untuk menikahkan. Karena pemikiran itu aku sepertinya melakukan kesalahan ketika pulang.


Untuk menghindari hal itu terjadi, hari itu di perjalanan aku terpikirkan untuk memposting sebuah pesan cinta dengan inisial nama wanita yang teman organisasi ku kenal dengan inisial itu.

Aku yang berpikir bahwa postingan itu akan menjadi sesuatu yang heboh di akun ku sehingga dapat dibaca saudara ku yang juga berteman disana. Ternyata apa yang aku pikirkan benar, banyak teman yang mengomentari posting itu dan saudara ku juga ikut membacanya.



Postingan itu menyelamatkan ku walaupun sedikit, sesampainya di rumah tidak ada pembahasan tentang pernikahan atau apapun itu. Lalu beberapa hari setelahnya barulah mama mengingatkan ku bahwa aku harus hati-hati memilih wanita untuk menjadi pasangan hidup ku. Mama sangat berharap aku tidak pernah menikah dengan wanita yang berasal dari luar kota kami. Dia tidak ingin setelah ini, dia akan berada jauh lagi dengan ku karena menikahi orang dari luar daerah. Dia takut nanti aku tidak pernah menengoknya karena biaya yang mahal atau karena istriku yang melarang aku pulang. Sepertinya apa yang aku harapkan dari postingan itu benar-benar tercapai, saudara ku memberi tahu orang tua ku bahwa aku meninggalkan seorang wanita di Jogja. Lalu permasalahan ku akan tekanan pernikahan pun makin mengecil, saat Raffa akhirnya memutuskan menikah disaat itu dengan membawa lari anak gadis orang. Ini lah Raffa, dia selalu membuat keluarga ku dalam keadaan yang cukup sulit sebelum akhirnya dia menikah dan setelah itu banyak kebaikan yang datang kepada Raffa.


Dari perjalanan hidup Raffa yang aku ikuti sampai saat ini, aku melihat begitu besar kekuasaan tuhan kepada anak itu. Raffa yang pada masa SMA nya menjadi anak paling tidak dapat diharapkan karena segala ulahnya. Hingga dia berani mengambil keputusan untuk menikah, dia memperlihatkan pada ku dan semua orang bahwa dia bisa. Lebih dari itu aku melihat bahwa janji tuhan benar kepada orang yang memutuskan untuk menikah.

Sempat aku membahas pernikahan itu bersama Raffa, niat baiknya untuk terhindar dari seks bebas adalah mungkin sebuah do'a bagi keluargannya saat ini. Tuhan memudahkan kehidupannya secara material, secara rohani Raffa dan keluarga kecilnya begitu bahagia. Rejeki terus menghampiri mereka, promosi jabatan baginya dan hal-hal baik menghampiri keluarga kecilnya. Janji tuhan memang benar akan sebuah pernikahan, namun tetap tidak akan semulus jalan yang baru di aspal. Dia menjadi cukup dewasa dalam membentu keluarganya walaupun terkadang Raffa sering menghubungiku ketika istrinya atau urusan rumah tangganya di ikut campuri oleh mama.




Lalu apakah aku harus berpikir untuk menikah juga?

Sepertinya aku tidak bisa, ketakutan ku adalah alasan mengapa aku harus menikah dengan wanita. Karena jika sampai saat ini alasannya adalah untuk menghindari omong orang atau hanya untuk membahagiakan keluargaku rasanya secara rasionalku, keluarga yang akan aku bentu tidak akan mencapai kebahagian seperti keluarga Raffa.



Lalu apakabar dengan kebodohan ku memosting nama wanita itu sehingga menjadi bahan olokan setiap orang di organisasi ku?

Aku yang saat memilih nama itu hanya memikirkan bahwa wanita itu begitu baik, dia memiliki wawasan yang luas dengan cara bicaranya, beberapa kali dalam organisasi aku sering berdiskusi dengannya sebelum kejadian itu. Putri adalah nama yang bagus, dia memiliki perawakan khas orang Jawa dengan kulit kuning ke emasannya. Dia tidak terlalu cantik, walaupun aku menyukai pria aku masih bisa membedakan mana wanita cantik dan mana wanita biasa-biasa saja. Tapi lebih dari itu, aku mengagumi cara bicaranya dan wawasannya saja. Andai menjadi seorang teman, mungkin aku ingin sekali terbuka padanya tentang penyimpangan ku lalu membuatnya berdiskusi lama dengan ku tentang masalah terberat ku atas sebuah penyimpangan seksual ini.

Tapi aku telah merusak momen-momen baik yang dahulunya sempat ada bersama wanita itu. Teman-teman dalam organisasi kami mulai menjadikan postingan ku bahwa olokan, putri mulai malu dan mungkin itu adalah wajah marah. Aku yang merasa sangat bersalah terkadang hanya diam karena tidak ingin membuat masalah itu semakin panjang. Tapi orang-orang tidak tahu akan hal itu, mereka semakin menekan ku sehingga aku harus menyelamatkan diriku agar orang-orang tidak berpikir kalau aku gay. Kisah kekaguman ku pada putri terus aku bagikan kepada mereka, semua orang bahagia dengan hal itu kecuali putri. Setelah kejadian itu aku mulai berhenti mengganggu wanita mana pun, aku semakin suka menyendiri dan seolah aku telah memiliki pasangan dalam hidupku.


Beberapa kali aku memutuskan memakai sebuah cincin di jari manis ku hanya agar wanita berhenti bertidak konyol mendekati ku atau aku berharap jika ada yang bertanya apa aku memiliki pasangan aku akan membuat sebuah cerita romantis bahwa aku sudah memiliki pasangan. Walau tidak semua orang dapat percaya, setidaknya aku telah menghindarkan diriku dari masalah yang lebih besar lagi. Karena semenjak dari putri, setiap kali bertemu dengan dia dalam sebuah kegiatan yang sama aku menjadi salah tingkah dan tidak tahu harus berbuat apa.

Sempat suatu hari aku berpikir Putri menyukaiku juga karena olokan-olokan teman satu organisasi kami. Saat itu Putri datang ke Basecamp dengan memakai make up yang terlihat manis untuk seorang wanita. Aku berpikir dia sedang menggoda ku, tapi selama tiga tahun atas kejadian itu aku mulai berpikir hari itu biasa saja. Karena sekarang Putri telah memiliki seorang pasangan dan sepertinya mereka bahagia. Aku merasa senang atas hubungannya, aku merasa tidak membuat seseorang tersakit oleh ku walaupun terkadang masih juga teman-teman mengolok ku di depan Putri.

Aku menyadari bahwa seberapa besar aku berusaha terlihat seperti pria seutuhnya tetap saja tidak akan memberikan banyak kebaikan pada ku. Aku masih sering sensitif ketika menonton atau melihat hal-hal yang sedih. Terkadang aku suka lepas kendali saat merasa sangat nyaman bersama teman-teman organisasi ku hingga mereka melihat aku sedikit aneh dengan kebiasa ku berteriak cempreng atau terlepas kendali hingga terlihat sangat manja.

Lalu di lain waktu anak anggota baru muncul dalam organisasi itu, saat di depan ruangan itu ada tiga wanita berdiri sedang mengobrol. Hari itu aku bermasud untuk pamit pulang ke kos tapi salah seorang menanyakan cincin yang ada di jari ku. Sambil tersenyum aku menjawab bahwa ini sebuah ikatan, lalu yang lain memotong dan berkata bahwa itu tidak mungkin. Aku berpikir anak itu akan mengejek ku dengan kata tidak normal, tapi dia malah mengungkit bahwa aku tidak akan bisa move on dari Putri. Masalah postingan ku di FB dengan Putri menjadi cerita turun temurun anak-anak di organisasi ku. Ada perasaan lega hari itu, aku hanya menjawab dengan candaan dan untuk memuaskan pemikiran mereka aku menujukan prilaku seolah aku ingin berkata iya. Lalu tiba-tiba seseorang kembali bilang bahwa aku bodoh, aku tidak bisa menyadari bahwa ada adik tingkat yang menyukai ku. Dia malah mengejek ku karena tidak dapat move on dari putri membuat aku sering mengumbar kata suka pada setiap wanita di dekat ku. Hingga mungkin hal itu terkena pada anak yang mereka maksud, padahal aku tidak perna serius dalam ucapan ku. Aku mulai menyadari hal itu akan buruk, aku hanya bisa terus tertawa dan mengajak mereka bercanda lalu pamit meninggalkan mereka.


Begitulah kehidupan ku, aku sangat tidak mengerti dengan apa yang sedang Tuhan rencanakan atau bagaimana tangan Tuhan bekerja pada hidup ku.

Kepergian Aditya dari ku membuat aku lebih kuat bahkan sangat kuat dalam masalah bertahan hidup. Aku terus berusaha bangkit setelah mencoba kembali ke Jogja, orang tua yang harus ku yakinkan kembali bahwa ini akan menjadi hal baik terus merasa khawatir namun tidak bisa berbuat apa-apa karena keterbatasan ekonomi. Kepergian ku kali kedua ini adalah dengan modal ke egoisan dan rasa malu atas apa yang sudah aku pilih. Selama lebih dari tujuh bulan aku hidup dan tinggal di ruang kesekretariatan organisasi ku. Banyak hal yang terjadi, sindiran, rasa tidak tahu diri sering terpikir saat anak-anak akan menggunakan ruang itu untuk rapat. Maka walaupun aku sangat mengantuk karena kerjaan ku yang pulang subuh terkadang membuat aku merasa ingin menyerah. Sesekali karena tidak tahannya aku dengan rasa ngantuk ku, hari itu aku tidur di mushola di lantai atas namun aku harus diusir oleh satpam karena mereka takut akan ada orang kantor yang melihat hal itu.

Gedung itu menjadi satu dengan tata usaha kampus, ruang kegiatan organisasi dan musholla serta beberapa kelas untuk pembelajaran. Karena tidak ingin merepotkan satpam kampus aku keluar, lalu tidur sambil duduk di bangku yang berjejer di sepanjang koridor. Hal seperti itulah yang aku lalui dalam hidupku, bulan pertama mungkin aku sangat memegang pendirian ku untuk menjauh dari masalah dengan para pria gay. Tapi hal itu tidak dapat bertahan lama, saat itu pekerjaan pertama ku di masa cuti kuliah adalah cleaning servis di sebuah tempat fitness dalam sebuah mall. Tempat fitness itu adalah tempat terbaik yang ada di Jogja, celebrtis fitness nama tempat aku bekerja. Kejadian-kejadian disana membuat diriku menjadi terlalu percaya diri hingga berpikir akan kembali menjadi seorang money boy.

Selain tuntutan masa kuliah yang semakin dekat, ada beberapa pria yang mulai mendekati ku namun menjaga jaraknya karena pekerjaan ku. Pria itu terus mencari cara agar dapat bersosialisasi dengan ku, terkadang dia menyuruh ku mengambil barang di mobil atau sekedar membelikannya celana dalam di sports center karena lupa membawa ganti. Orang seperti itulah yang mulai mendekati ku, hingga kami semakin dekat dan dia mencuri perasaan ku. Aku terlalu terbuai oleh kebaikan orang itu dan mungkin kemapanannya. Dia menyuruh ku untuk segera pindah kerja karena pekerjaan saat itu tidaklah pantas bagiku. Hingga akhirnya aku mendapatkan pekerjaan baru di sebuah hiburan malam, tempat orang-orang bermain biliard. Dia semakin dekat dengan ku dan semakin berani mengajak ku berjalan bersama. Tapi orang seperti ini tidak seperti Aditya, setelah malam kami berhubungan seksual dia tidak lagi menghubungi ku. Kemarahan ku pada hal itu membuat ku berpikir kenapa aku tidak mulai kembali dengan menjualkan diriku. Dari pria itu aku mengenal banyak aplikasi untuk mencari pria gay, dari Grinder, Hornet, Blued dan WeChat kembali aku gunakan dan aku menulis di statusku sebagai pria bayaran.



Perjalan ku tidak semulus ketika SMA, Jogja yang menawarkan seks bebas lebih muda terkadang menjadi penghalang bagi wajah dan kemaluan pas-pasan seperti ku. Lalu aku yang menyadari sudah melewatkan satu semester karena masih belum mengumpulkan uang yang aku harapkan. Dalam perjalanan sebelum aku mendapatkan Bram, seorang pria feminim yang nantinya akan menjadi pelampiasan ku karena rasa takutku hanya dua orang yang mau membayar tubuh ini.


Aku yang tidak lagi terlihat terlalu menarik mungkin, dengan wajah yang sudah cukup banyak bekas jeratan dan tubuh slim ini tidak dapat menggoda dompet para pria. Hal yang paling mengerikan yang aku lalui saat menjadi money boy adalah pertemuan ku dengan pria tua yang tubuh besar serta terlalu gila. Pria itu berjanji akan membayar ku lebih dari yang aku minta, asalkan aku mau datang segera di hotel tempat dia menginap. Aku yang berpikir telah menulis apa pun pada aplikasi itu baik posisi ku sebagai Top, bentuk tubuh yang slim dan juga telah mengirimkan photo agar orang itu tidak kecewa ternyata tidak dapat menghindarkan ku dari masalah malam itu.

Pria itu memiliki tinggi sekitar 178 cm dengan tubuh berisi dan wajah Chinese nya, lalu kami melakukan hubungan seksual itu. Aku yang berpikir untuk tidak memuaskan diriku dan berfokus padanya karena membayar ku ternyata ikut terpuaskan. Dia mau menerima posisi sebagai bottom, aku mencoba memuaskan dia dengan penis ukuran minimalis ku itu. Setelah setiap orang puas aku membersihkan tubuhku di kamar mandi dan segera membuang kondom yang berisi sperma ku kedalam toilet. Namun pria itu menyusul ku dan memulai lagi untuk mengajak ku berhubungan, dia mulai membasahi tubuhnya bersama ku dan aku menikmati hal itu. Tapi tiba-tiba dia menarik ku keluar dan mendorong ku ke atas ranjang, sampai tahap itu aku masih tidak memiliki masalah. Tapi ternyata dia berusaha untuk menusuk dubur ku, tubuh yang besar itu tidak mungkin dapat aku lawan. Aku langsung berteriak dan mengingatkannya untuk tidak melakukan hal itu, semula dia tidak memperdulikan peringatan ku karena dia berpikir aku menikmati semua hal itu. Dia membuat ku dalam posisi tengkurap, lalu aku semakin berteriak keras dan pria itu berhenti karena takut. Aku sangat takut, aku pergi meninggalkan orang itu dengan tetap membawa uang yang menjadi hak ku. Sambil berpakaian aku terus berbicara agar dia mengeluarkan uang yang menjadi hak ku. Dia tidak memiliki bukti apapun tentang aku yang ikut menikmati hubungan itu, kondom milik ku sudah aku buang kedalam closed.

Malam itu adalah pelajaran yang mengerikan bagiku selama aku menjadi pria bayaran. Kota Jogja menawarkan banyak hal, baik itu kebahagiaan namun juga kesedihan pada ku karena membuat sering merasa jatuh cinta pada setiap pria yang ku temui.



Kejadian malam itu membuat ku berhenti sejenak dengan semua aplikasi itu. Lalu aku berpikir untuk mengganti statusnya dengan berkata bahwa aku ingin mencoba menjalani hubungan terbaik bersama pria. Kata terbaik saat itu memiliki banyak makna, dimana aku mungkin berharap ada seseorang seperti Hardian, Akbar, Ari atau yang mungkin lebih baik Aditya.



Selain Aditya, semua pria itu adalah orang yang menjalani hubungan baik dengan ku tanpa rasa cinta atau pun keinginan lebih jauh. Aku hanya berpikir ingin selamat dalam masalah kuliah ku, aku hanya membutuhkan orang yang akan membantu ku. Seperti itulah yang terpikir dalam hidup ku saat itu.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts