Mungkin kebanyakan orang yang membaca akan
bertanya,
Bagaimana saya menahan diri untuk tidak
melakukan hubungan dengan laki-laki? Jika bisa, apa mungkin itu terjadi dan
bagaimana caranya?
Aku akan mencoba mengingat sebaik mungkin apa
saja yang sudah aku jalani selama ini. Bukan untuk memuaskan sebagian orang yang membaca
tulisan ini. Lebih dari itu aku berharap setiap orang akan membantu ku memahami
diri ku. Dan dapat memberikan saran atau memberi tahu aku, apa yang sebenarnya
terjadi padaku dan bagaimana aku harus berbuat.
Aku mungkin adalah aktor terbaik dalam
hidupku, dimana aku memerankan tokoh utamanya dengan penuh penghayatan. Berbohong
menjadi bagian dari hidupku saat aku mulai dicurigai oleh orang-orang disekitar
ku (itu yang aku pikirkan saat orang memandang aneh pada prilaku ku). Ketika aku mengenal rasa suka pada pria semasa SD, aku mungkin masih bisa
bertahan menahan hawa nafsuku. Tapi hal itu jelas tidak dapat berlangsung lama,
dimana aku harus mencoba menyalurkan hawa nafsu ini pada sesuatu. Aku tidak
mungkin menulis bahwa diri ini hanya menyukai seseorang pria tanpa pernah
menyalurkannya dalam hubungan seksual. Maka jika hal itu dapat dilakukan, aku
pasti berharap hal tersebut menjadi bagian dalam hidupku.
Yang aku ingat adalah pertama kali aku
menyadari menyukai pria adalah saat SD dengan seorang kakak kelas bernama
Gandi. Masa-masa normal mungkin bagi seseorang untuk sekedar mengagumi tanpa
memiliki gambaran bagaimana berhubungan seks dengan orang lain. Hal itulah yang terjadi padaku ketika masa itu, hanya rasa kekaguman dan mungkin sedikit bumbu dedegan didalam dada. Namun tayangan televisi terkadang membuat diri ini terbawah kealam lain bersama Gandi. Tidak
seperti sekarang yang banyak sensor pada setiap adegan mesum dalam film.
Pada masa aku masih SD, terutama film India sangatlah memperlihatkan
adegan-adegan terbaiknya dalam kemesraan. Tubuh artis pria yang tak jarang
terbuka sempurna dan begitu bagus, yang ku ingat mungkin wajah terbaik adalah
Hrithik Roshan. Setiap adegan dalam
filmnya mengundang ku masuk pada imajinasi seksual. Tidak dapat menyalurkan
hasrat ku, hari itu cukup aneh bagiku karena akhirnya kau tahu cara tersendiri
bagaimana mengeluarkan sperma ku tanpa masturbasi (onani - adegan mengocok kemaluan pada pria).
Ketika asyik nonton di depan tv sendirian
siang itu, aku menonton sambil tiduran dengan posisi penis ku berada di atas
lantai. Adegan panas pun datang, saat pemain pria menari dengan telanjang dada
dan memegang lawan mainnya. Gerakan-gerakan kecil aku lakukan pada penis ku,
lalu aku menekanya cukup kuat dan saat itu mungkin penis ku ereksi namun tidak
seutuhnya. Beberapa kali adegan itu berlangsung tiba-tiba saya merasa menikmati
hal itu dan ternyata sperma itu banjir didalam celana ku. Karena khawatir
ketahuan, aku langsung membersihkan diriku dan celana itu agar mama tidak
tahu. Setelah hari itu akhirnya aku mulai melakukan cara tersebut berulang kali
dengan menonton film atau melihat gambar-gambar pria seksi yang saat itu biasa
aku dapatkan dari tabloid yang terkadang saudara perempuan ku miliki.
PERTUALANGAN KU BERSAMA RYAN
Lalu hari
itupun datang dan menjadi pengalaman pertama ku berhubungan dengan pria bernama Ryan. Saat itu aku, Raffa dan beberapa anak kecil lainnya main ke rumah Ryan. Ryan anak SMA
kala itu dan merupakan anak yang baik dan cukup ramah dengan anak-anak kecil
seperti kami dan saat itu aku masih kelas satu SMP. Hari itu kami bermain play
station (PS) di rumah Ryan dimana keadaan rumah lagi sepi karena orang tua Ryan
sedang pergi. Cukup lama kami bermain PS lalu secara bergantian, beberapa anak
pulang yang jumlah nya kurang lebih delapan orang. Setelah tinggal aku, Raffa ,
Angga dan dua anak kecil lainnya yang masih tersisa Ryan mengajak kami menonton
film. Awalnya film itu biasa saja, ada actionnya dan drama percintaannya disana.
Namun semakin lama film tersebut banyak seksnya, Ryan yang duduk di belakang ku
mulai melakukan masturbasi sendirian sedang Raffa dan beberapa anak berada di depan
kami lebih dekat dengan TV. Saat itu aku merasa Ryan menyukai ku, beberapa kali
kakinya menyenggol ku dan akhirnya aku melihat dirinya sedang melakukan hal
itu.
Ryan mengajak ku untuk masturbasi bersama, lalu anak-anak didepan sadar apa
yang sedang kami lakukan. Tapi baiknya saat itu, anak-anak itu tidak begitu
peduli dan mengganggu kami dengan apa yang kami lakukan. Cukup lama kemudian
melakukan hal tersebut, lalu Raffa dan anak lainnya izin pulang kecuali Angga
yang masih berada di depan tv. Karena merasa sepi dan Angga sedang asyik
menonton, tiba-tiba Ryan membaringkan diriku dan mulai mengoral kemaluan ku. Hari
itu pertama kali aku merasakan hubungan seksual, terus dan terus Ryan mengisap
kemaluan ku dan akhirnya aku tahu rasanya begitu nikmat melakukan hubungan seksual
secara nyata. Setelah punya ku keluar Ryan meminta ku tetap berbaring lalu
menggesek-gesekan kemaluannya diatas kemaluan ku dan memasukkan penis itu disela-sela
paha ku. Hubungan itu benar-benar menambah ketidak warasanku, aku menjadi semakin
memiliki pengalaman nyata dalam hubungan seksual. Angga yang saat itu berada di
depan tv ternyata terus memperhatikan apa yang kami lakukan tanpa berisik. Baik
Ryan ataupun aku saat itu merasa takut dan cemas kalau sampai Angga memberitahu
orang lain tentang kejadian hari itu.
Angga adalah adik Gandhi, seorang pria yang
pada awal cerita sudah pernah aku jelaskan sebelumnya. Saat itu mungkin Angga
masih duduk dikelas 4 SD, setelah kami selesai dan melakukan bersih-bersih lalu
kami mengajak Angga bicara.
Ryan memulai percakapan itu, "Angga mau main PS lagi, atau mau lanjut nonton?" dengan cemas aku yang merasa takut ikut bicara, "apa yang angga lihat tadi tidak perlu diberi tahu dengan Raffa dan teman-teman. Angga masih ingin main kesini bukan?"
Respon Angga sangat membantu, dia hanya bertanya
apakah besok mereka boleh bermain PS lagi disini. Ryan dengan gugup menjawab, "iya, tentu saya Angga boleh kesini asal tante tidak sedang ada dirumah. bukannya Raffa takut dengan tante." kami hanya terus merasa cemas melihat anak itu dan setelah film itu selesai Angga pulang lebih dulu menyusul
anak-anak yang lain bermain entah kemana. Dirumah yang sepi itu Ryan dan aku
mengobrol cukup banyak, Ryan mencoba mengundang ku untuk melakukan hal itu
lebih sering lagi. Setelah hari itu, aku memiliki cara untuk menyalurkan hubungan
seksual ku secara nyata dengan Ryan.
Ryan memang tidak terlalu menjadi
perhatian ku pada awalnya, walaupun kami tinggal dalam kampung yang sama tapi
secara alam bawah sadar walaupun sering bertemu aku tidak pernah tertarik kepada dia. Dia tidak
bertingkah aneh, Ryan seorang pria dengan pacar wanita merupakan teman
saudara perempuan ku dan kami satu kampung. Dengan pandangan seperti itu aku
merasa aman memiliki teman untuk menyalurkan hubungan intim ini walaupun bukan
kisah cinta. Karena pada masa kecil itu, aku rasa belum ada sedikitpun bayangan
bagaimana dua orang laki-laki berpacaran ataupun menikah seindah saat ini.
Hal
konyol terjadi pada ku, suatu hari Angga datang kerumah dengan alasan mencari Raffa untuk pergi bermain hari itu. Saat rumah sedang kosong hanya ada aku di
depan TV, Angga tiba-tiba menghampiri ku dan mulai bicara tentang apa yang aku
lakukan dengan Ryan.
"mas, yang kemarin kalian lakukan itu apakah sangat menyenangkan?" dengan lugu anak itu membuatku ketakutan.
Aku sangat cemas dengan
apa yang aku dengar dari Angga, aku mencoba menjelaskan banyak hal
kepada Angga tentang hal-hal yang tidak dia mengerti. Anak yang mungkin berusia sekitar sepuluh tahun itu mengganggu
ketenangan ku, lalu aku menyuruhnya pulang dan melakukan masturbasi sendiri ditempat sepi seperti kamar mandi.
Aku mengatakan bahwa hal itu sangat nikmat dan mungkin dia akan ketagihan
setelah melakukannya. Jika di pikir-pikir, keadaan saat itu sangatlah konyol
tentang apa yang aku lakukan dan
bagaimana angga menerimanya.
Ke esokan harinya dalam keadaan yang sama, angga
datang dan menceritakan pada ku bahwa hal itu tidak terjadi apa-apa. "aku sudah melakukanya, tapi tidak ada hal apapun yang terjadi pada ku." Angga membuat ku merasa takut setengah mati jika ada orang yang mengetahui hal itu.
Lalu dia
mengajak ku ke kamar ku dan mempraktekan apa yang dia lihat hari itu, "aku ingin mas memberi tahu ku dan langsung menujukannya padaku." angga yang sudah berada di atas ranjang tanpa celana membuat hari ku gila.
Aku sangat takut hari itu
jika keluarga ada yang pulang, lalu pintu ku tutup dan kamar ku kunci saat aku kembali dia sudah terlalu bersemangat dengat hal itu. Dia menyuruhku menimpanya
dan menggesekkan kemaluan ku pada kemaluannya dan juga di sela pahanya.
Karena aku tidak dapat mengontrol rasa nikmat
itu, aku mencoba menyodominya, aku mengangkat kakinya lalu mulai memasukan kemaluan ku pada lubang duburnya. Angga kaget karena merasa sakit saat baru
ujung kepala dari kemaluan ku masuk ke lobang. Dia mendorong aku, lalu berkata
bahwa dia tidak mau lagi melakukan hal itu karena hal itu sangat sakit menurutnya. Setelah kejadian hari itu,
angga tidak pernah lagi mendekati aku dan bertanya akan hal itu. Ada rasa lega kala itu, tapi setelah
dari Angga aku merasa kacau karena aku
mulai menyukai untuk memasukan kemaluan ku kedalam dubur karena rasa hangat itu. Aku tidak
menceritakan kejadian antara aku dan Angga
kepada siapa pun juga walaupun
itu Ryan.
Pada kali berikutnya aku akan berhubungan dengan Ryan, aku memberanikan diri dan bertanya
apakah aku boleh memasukan kemaluan ku kedalam duburnya. " Ryan, sepertinya ketika seseorang berhubungan mereka memasukan kemaluannya kedalam sesuatu."
Ryan terlihat bingung dan bertanya, "maksudmu pria dan wanita? kenapa kamu menyakan hal itu?"
"aku hanya penasaran dan ingin mencobanya, apakah aku boleh melakukanya kepadamu?" wajah lugu ku saat itu membuat dia perlu berhati-hati menjelaskan sesuatu padaku.
Ryan mencoba menjelaskan kepada ku bahwa disana kotor dan itu sangat
sakit baginya, tapi jika aku mau dia akan memberikan nya pada ku. Dari Ryan aku
merasakan pertama kali menyetubuhi seorang pria dengan sangat puas. Aku merasa menikmati
saat melihat Ryan kesakitan dan berteriak perlahan ketika kemaluan ku masuk kedalam duburnya. Namun sangat
sayang karena hanya sebentar hal itu dapat aku nikmati, sebab Ryan dan
keluarganya harus pindah jauh keluar kota. Orang tua Ryan yang merupakan
seorang supir sebuah perusahaan mendapat mutasi kerja ke Bengkulu tahun itu dan
aku ditinggalkan Ryan sendiri dengan nafsu ku yang saat itu sudah semakin
besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar